Senang sekali dapat berjumpa dengan Anda semua dalam kesempatan ini.
Dan memang kalo di ceritakan, dulu sih saya memang bukan Buddhis, sejak di dalam kandungan bukan Buddhis. Turunan saya, eh maksud saya atasan saya kalo turunan kan di bawah saya, saya ga ada bawahnya, isteri, anak. Tapi atasan saya maksud saya orang tua, kemudian saudara-saudara dari ayah, saudara-saudara dari ibu memang tidak ada yang Buddhis. Sehingga ketika saya belajar agama Buddha, orang-orang juga heran dengan saya, kok bisa? Padahal lingkungannya juga bukan Buddhis.
Apa sebetulnya yang memotivasi seseorang belajar agama Buddha, khususnya saya?
Sebenarnya karena berdasarkan sebuah pertanyaan yang umum sekali yaitu kalo memang manusia ini ada yang mencipta, yang membuat, yang mengadakan, kenapa kok lain-lain?
Kenapa ada orang yang di buat, hidupnya bahagia sekali?
Kenapa ada orang yang di buat, sejak lahir terkondisi di tempat yang menderita sekali?
Kenapa ada orang yang di buat, sejak kecil pandai sampai tua?
Kenapa ada orang yang di buat, sejak kecil idoit terus, sampai tua pun tetap idiot?
Ini membuat sebuah pertanyaan buat saya.
Kenapa ada orang yang di buat, sejak lahir terkondisi di tempat yang menderita sekali?
Kenapa ada orang yang di buat, sejak kecil pandai sampai tua?
Kenapa ada orang yang di buat, sejak kecil idoit terus, sampai tua pun tetap idiot?
Ini membuat sebuah pertanyaan buat saya.
Kemudian, saya mencoba mempelajari berbagai agama yang ada di masyarakat, jawabnya selalu rahasia, apapun pertanyaannya jawabnya selalu rahasia. Nah saya ini kurang suka rahasia. Kalo agama saja yang berisi tentang kebenaran saja di rahasiakan, apalagi yang berisi tentang kejahatan, pasti lebih rahasia lagi, ya kan?