Awal Ajaran Buddha Masuk ke Tiongok
Secara
umum dikatakan bahwa agama Buddha datang ke Tiongkok pada tahun 65 masehi
dimulai dengan kedatangan dua bhiksu dari Asia Tengah. Buddhisme menghadapi
masyarakat yang sudah berbudaya tinggi dan memiliki filsafat sendiri.
Buddhisme mulai menyebar di Tiongkok selama dinasti Han dan
berhasil mengokohkan diri dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Tiongkok.
Memang pernah terjadi dalam sejarah Tiongkok, beberapa kali kaisar tidak setuju
dengan kedatangan agama Buddha yang di anggap baru.
Pada
awal kedatangan agama Buddha di Tiongkok beraliran Hinayana yaitu sekte Abhidharma-kosa
dan sekte Satyasidhi, tetapi tidak bertahan lama.kemudian barulah agama Buddha
beraliran Mahayana yang masuk ke Tiongkok.
Ajaran
Buddhisme pada masa awal tersebut tidak begitu menekankan konsep tanpa diri
atau roh [anatman/anatta], tetapi dalam usahanya menyesuaikan kepercayaan yang
berkembang saat itu mengenai roh yang kekal, maka ditekankan mengenai Nirvana
yang merupakan suatu kondisi yang kekal. Selain itu diperkenalkan juga hukum
karma sebagai suatu nilai moral dan cinta kasih dan perlunya pengendalian nafsu
keinginan.
Sejarah Taoisme di Tiongkok
Pendiri
Taoisme ialah seorang ahli pikir Tiongkok terkenal dengan nama “Lao Tse” (guru
tua) yang diperkirakan lahir tahun 600 SM bertepatan dengaqn tahun ke 3 dari
raja King Ting dari dinasti Kau. Ia menjabat Pengawas Urusan Arsip pada
Perpustakaan Kerajaan (Imperial Library). Lao Tse dengan ketekunannya
mempelajari buku-buku kuno dan kemudian membentuk pendapatnya sendiri tentang
agama dan filsafat yang pada masa kemudian sangat menarik perhatian orang-orang
yang mempelajarinya. Ketika berumur 90 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan
pekerjaan sebagai pegawai arsip kerajaan untuk kemudian melakukan pengembaraan
ke seluruh negara guna menghindari tindakan raja yang ia anggap dzalim dan
kejam.
Bertemunya Tiga Ajaran, Tao, Kongfusius dan
Buddha di Tiongkok
Agama-agama
Cina yang popular di dunia adalah Konfusianisme, Budhaisme dan Taoisme. Tiga
ajaran ini saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, dan telah
dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari orang Cina. Jika Konfusianisme
lebih menekankan nilai-nilai etika kehidupan, Budhaisme lebih menekankan
mengenai kehidupan setelah mati, maka Taoisme lebih menekankan keserasian
hubungan manusia dengan alam.
Tiga
ajaran ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan keagamaan orang
Cina, sehingga sulit bagi kita untuk memisahkan mana di antara praktek-praktek
keagamaan orang Cina ini benar-benar murni bersumber pada Konfusianisme,
Budhaisme, serta Taoisme. Dan dalam makalah kami akan menjelaskan lebih lanjut
tentang apa itu agama Taoisme, ajaran-ajarannya, serta praktek ibadahnya.
Sejarah
di Tiongkok mencatat arus Ajaran Lao Tse terletak ditangan murid-muridnya, yang
terkenal diantaranya bernama Chuang Tse. Filosof Lao Tse meninggalkan sebuah
kitab kecil Tao Te Ching yang berisi 5000 perkataan Tionghoa, yang kemudian
dikomentari oleh Chuang Tse menjadi 52 buah buku tebal (yang masih ada tinggal
33 buku saja). Buku Chuang Tse tersebut menjadi popular di negeri Tiongkok dan
banyak dikagumi orang di sana. Akan tetapi sayang tulisan-tulisan Chuang Tse
tersebut tidak menggambarkan ajaran Lao Tse yang murni, oleh karena di
sana-sini penuh dengan pandangannya sendiri yang menyimpang dari ajaran
gurunya. Setelah Chuang Tse meninggal, maka banyak penulis yang melanjutkan
ajaran Taoisme dalam bentuk keagamaan. Kemudian setelah Taoisme dipandang
sebagai agama, maka faham ini mengalami penurunan karena dimasukkannya magic,
takhayul, pendewaan terhadap kekuatan alam. Bahkan Lao Tse sendiri diperdewakan
orang. Ketika Budhisme masuk Tiongkok, Taoisme meminjam dari padanya faham
“Reinkarnasi” (penitisan roh kembali) sehingga Lao Tse dianggap sebagai titisan
dewa Budha. Setelah itu didirikan banyak kuil diseluruh Tiogkok, diciptakan
juga upacar-upacara dan kurban-kurban dqan sebagainya untuk memuja Lao Tse dan
roh-roh halus.
Hampir
1000 tahun lamanya Taoisme berkembang seiring dengan Kunfusianisme dan tersebar
ke seluruh penjuru Tiongkok sehingga berpengaruh luas terhadap segala aspek
kebudayaan. Akhirnya terjadi perpecahan dalam Taoisme yaitu timbulnya aliran
Taoisme filosofis murni dan Taoisme religious (yang bersifat keagamaan).
Taoisme yang bersifat filosofis mempunyai dasar filsafat naturalism (kealaman)
yang mengajarkan bahwa segala sesuatu memiliki inti, misalnya kesederhanaan itu
adalah kunci pengetahuan, kesabaran adalah kunci pengertian, kasih sayang dan
ramah tamah adalah kunci persahabatan, sedangkan ketenangan adalah kunci
kehidupan yang baik.
Selanjutnya
Taoisme menjurus ke dalam suatu faham magisme serta praktek-praktek takhayul.
Pengikutnya memuja dewa-dewa alam, memuja Lao Tse sendiri sebagai dewa, danh
dewa-dewa yang berasal dari Budhaisme pun dipuja.
Maka
akhirnya terjadilah pencampuradukan antara Taoisme dengan Budhisme yang
selanjutnya sulit dibedakian antara keduannya, terutama dalam upacara-upacara
pemujaan serta upacara-upacara keagamaan lainnya. Bertambah sulit lagi setelah
Kunfusianisme bercampur baur dengan kedua faham tersebut.
Daftar Pustaka:
http://majelistaoisme.blogspot.co.id
Arifin. Menguak
Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: PT Golden Tarayon Press.2001.
Keene,
Michael. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius. 2006.
Souyb,
Joe Soef. Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: Al Husna Zikra. 1996.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme,
pada tanggal 17 April 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme,
pada tanggal 17 April 2014
Michael
Keene, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm.172.
Arifin, Menguak
Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Jakarta: PT Golden Terayon Press,
2001), hlm. 36.
Joe
Soef Souyb, Agama-Agama Besar Di Dunia, (Jakarta: Al Husna Zikra,
1996), hlm. 186.
Ibid.,,
hlm. 191.
http://ernysulis5.blogspot.com/2014/01/agama-taoisme.html,
pada tanggal 17 April 2014
Arifin, Menguak
Misteri Ajaran Agama-Agama Besar,hlm.39.
http://ernysulis5.blogspot.com/2014/01/agama-taoisme.html,
pada tanggal 17 April 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme,
pada tanggal 17 April 2014
Arifin, Menguak
Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, hlm. 45-46.
Penyebaran ketiga keyakinan tersebut dan akhir bersatu dalam filosofis orang China, dalam sejarahnya apakah juga menggunakan kekerasan seperti perang? Thanks.
BalasHapus@frans mambo : Jika dilihat dari sejarah perkembangan ketiga agama tersebut saya belum menemukan sumber yang menyebutkan terjadinya peperangan dengan latar belakang permasalahan agama khususnya ajaran Buddha, Taoisme dan Kongfusius. Namun sebaliknya ketiga ajaran tersebut malah menyatu dan hampir sulit dibedakan oleh masyarakat awam. di Indonesia sendriri ada aliran Buddhist yang bernama Tri Dharma, yang bila dikaji secara mendalam adalah ajaran dari Buddha, Taoisme dan Konghucu.
Hapus